Tekan Inflasi, Pemkot Jayapura bersama TPID Canangkan Gerakan Tanam Bawang Merah

Keterangan foto : Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Rollo menanam bibit bawang merah. (Foto : istimewa)
JAYAPURA, Potret.co – Dalam upaya menekan inflasi, Pemerintah Kota Jayapura bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Jayapura mencanangkan gerakan tanam bawang merah.
Pencanangan dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey di kawasan pertanian di Koya Barat, Distrik Muara Tami, Rabu (22/2/2023).
Frans Pekey mengatakan, beberapa tahun terakhir, harga komoditi bahan pokok seperti bawang merah, bawang putih, tomat dan cabai di sejumlah pasar tradisional sering mengalami fluktuasi harga.
‘’Kita bergerak cepat di awal tahun ini dengan memprogramkan tanam bawang memilih lokasi Koya Barat,’’ kata Pekey.
Pencanangan tersebut, kata Pekey, sejalan dengan instruksi Presiden Republik Indonesia yakni bersama menjaga akan ketahanan pangan tahun 2023.
Namun disisi lain, lanjut Pekey, TPID ingin menjaga agar fluktuasi atau naik turun harga nantinya tidak memberatkan kebutuhan masyarakat Kota Jayapura pada umumnya, sehingga komitmen TPID Kota Jayapura yakni akan terus melakukan pemantauan terhadap harga komoditi pokok di semua sentra pasar tradisional di Kota Jayapura.
Menurutnya, dari hasil kesepakatan Pemkot Jayapura bersama TPID, ada beberapa poin penting yang menjadi perhatian bersama salah satunya langkah yang konstruktif yakni dengan menanam tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan pasar tidak lain adalah untuk mengintervensi harga bahan pokok yang terus melonjak setiap tahunnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Rollo mengatakan, pencanangan tersebut dilakukan di lahan seluas 10 hektar.
Diungkapkan Rollo, bawang.merah merupakan salah satu komoditas yang memberikan andil inflasi, namun minat petani untuk menanam bawang masih kurang.
‘’Petani cenderung menanam jagung, kacang tanah yang lebih mudah dan praktis serta permintaan pasar yang telah tersedia. Sehingga dalam waktu tertentu bawang merah yang dipasok dari luar Papua, sangat menentukan inflasi,’’ ujar Rollo, Kamis (23/2/2023).
Selain itu, bawang merah tidak seperti komoditi lainnya yakni tomat dan cabai yang dapat diganti berupa saos kemasan. Terlebih selera konsumen di Kota Jayapura bukan bahan olahan siap konsumsi, melainkan bahan baku segar.
Jean Rollo mengatakan, penanaman bawang merah dilakukan secara berkelanjutan yang akan dilakukan oleh petani yang telah diseleksi serta lahan dan fasilitas penunjang telah disiapkan.
Dia berharap, bawang merah yang ditanam pertama ini memenuhi jumlah produksi di Kota Jayapura , dengan perkiraan jika ditanam 10 ton bibit, akan panen 100 ton. (Nat)