Raih Doktor Ilmu Manajemen Pascasarjana FEB Uncen, Ini Sosok Makmur Tajuddin

Keterangan gambar : Ketua Sidang Promosi Doktor yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uncen, Dr. Mesak Iek, SE, M.Si, ketika menyerahkan berita acara Sidang Promosi Doktor kepada Dr. Makmur Tajuddin, S.Ag, SH, MM (kanan). (Foto : Irfan)
JAYAPURA, Potret.co – Kepala Bidang (Kabid) Kearsipan pada Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Makmur Tajuddin meraih gelar Doktor (S3) Program Studi (Prodi) Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih (Uncen), Senin (01/11/2021) setelah menjalani sidang promosi doktor.
Membawa tema “Pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai dimediasi oleh motivasi kerja pada Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua”, Makmur menggunakan latar belakang penelitian yaitu masalah utama dalam penelitian adalah untuk mengembangkan melalui adanya fenomena nyata serta kesenjangan yang terjadi dalam penelitian, sehingga dalam hal ini menunjukkan pentingnya penelitian yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja pegawai.
Saat memaparkan disertasinya, Ketua terpilih Himpunan Kerukunan Pangkep Rantau (HKPR) Kota Jayapura itu mengungkapkan gaya kepemimpinan (Leadership Style) merupakan cara pemimpin (manajer) untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa, sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi.
“Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa kepemimpinan transformasional yang mencakup upaya perubahan terhadap bawahan untuk berbuat lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja,” kata Makmur dalam sidang yang berlangsung di Aula Gedung Dekanant FEB Uncen, Kampus Uncen Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua.
Berdasarkan pemaparannya, Makmur menyebut, ada delapan type kepemimpinan menurut Kartono dalam Toha yakni, type deserter (pembelot), type birokrat, type missionary, type developer, type otokrat, type benevolent autocrat, type compromiser dan type eksekutif.
Makmur menuliskan empat model kepemimpinan yakni, model kepemimpinan Fiedler, Hersey dan Blanchard, House serta Vroom dan Philip Yetton.
“Misalnya, model kepemimpinan Fiedler mengemukakan, bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada gaya pemimpin yang tepat dan sampai tingkat mana situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada pemimpin,” ucapnya.
Selanjutnya, Makmur menjelaskan, ada lima dimensi gaya kepemimpinan. Dalam penelitian ini dimensi gaya kepemimpinan mengacu pada dimensi yang dikembangkan Singh-Sengubta, Sunita dalam Mas’ud 2004:42.
Pertama, gaya kepemimpinan partisipatif. Di mana, mengharapkan saran-saran dan ide-ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Apabila bawahan merasa mempunyai kemampuan yang baik, gaya kepemimpinan direktif akan dirasa berlebihan, bawahan akan cenderung memusuhi, sehingga gaya kepemimpinan partisipatif lebih sesuai.
Kedua, gaya pengasuh, sikap yang mungkin tepat adalah campur tangan minim dari pimpinan. Di mana, pemimpin hanya memantau kinerja, tetapi tidak mengawasi pegawai secara aktif.
Ketiga, gaya otoriter, gaya kepemimpinan ini pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin, serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam pencapaian tujuan tersebut.
Kemudian keempat, gaya birokratis, gaya kepemimpinan ini pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus diselesaikan dan standar kerja, serta memberikan bimbingan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut.
Dan kelima, gaya berorientasi tugas, gaya kepemimpinan ini menggambarkan situasi di mana pegawai yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berkembang mengerjakan tugas-tugas yang mudah, sederhana, dan rutin.
“Individu seperti ini mengharapkan pekerjaan sebagai sumber pemuasan kebutuhan, tetapi kebutuhan mereka tidak terpenuhi,” tutur Makmur.
Berikutnya, Makmur mengungkapkan, jenis-jenis kepemimpinan yaitu kepemimpinan otoriter, kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan delegatif dan kepemimpinan situasional.
Ia juga menyebutkan, syarat-syarat kepemimpinan berdasarkan konsep mengenai kepemimpinan menurut Toha (2006:232), harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting. Yaitu, kekuasaan atau kekuatan, kewibawaan dan kemampuan.
“Kalau kekuasaan harus memiliki kekuatan, otoritas dan legalitas. Kemudian, kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan maupun keutamaan, sehingga orang tersebut menjadi patuh pada pemimpin dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Sedangkan, kemampuan adalah segala daya, kesanggupan dan kekuatan dan kecakapan, keterampilan teknik maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa,” sebutnya.
Makmur juga menjelaskan, studi ini diarahkan untuk membangun model teoritikal dasar dan empirikal, mengkonfirmasi dan menguji pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap motivasi dan kinerja pegawai.
Kemudian, untuk lokasi studi, kata Makmur, dilakukan pada Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua pada Bidang Perpustakaan dan Bidang Kearsipan. Jumlah responden adalah 130 orang.
“Pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan multiple indicator, kemudian dianalisis menggunakan model persamaan struktural,” ucapnya. (Irf)