Pasca Keributan, Ketua FKUB Jayapura Ajak Tokoh Agama Sampaikan Imbauan Kedamaian

Ketua FKUB Kabupaten Jayapura Alberth Yoku.

Keterangan foto : Ketua FKUB Kabupaten Jayapura Alberth Yoku saat diwawancara. (Foto : Irfan)

JAYAPURA, Potret.co – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayapura Pdt. Alberth Yoku, S.Th mengajak tokoh agama untuk terus menyampaikan imbauan kepada umatnya agar tetap menjaga kedamaian dan keamanan.

Ajakan Ketua FKUB ini terkait keributan yang terjadi di depan Bandara Sentani dan Cargo pascapenangkapan Lukas Enembe (LE) oleh KPK RI di salah satu restoran di wilayah Abepura, Kota Jayapura, Papua pada Selasa, 10 Januari 2023 lalu.

“Imbauan  untuk seluruh tokoh agama agar tetap mengarahkan umat dalam keadaan apapun menjaga kedamaian, menjaga keamanan dan tetap menjalin persaudaraan agar Kabupaten Jayapura selalu kondusif. Juga mewaspadai hal-hal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan di daerah ini,” ucapnya.

Menurutnya, dalam menghadapi masalah seberat apapun, sebagai umat harus banyak berdoa agar Tuhan beri hikmat dan akal budi kebijaksanaan kepada seluruh pemimpin.

“Baik itu, kepada pemimpin pemerintah, TNI-Polri dan KPK dalam menangani perkara-perkara itu tetap bijaksana dan mengerjakannya sesuai dengan prosedur mekanisme hukum yang berlaku tanpa ada tendensi-tendensi yang lain,” ujar Alberth Yoku.

Terlebih, pada masalah penangkapan LE oleh KPK, peran tokoh agama sangat penting sebagai penyeimbang, dan diharapkan hal ini tetap memasuki atau dialur hukumnya saja.

“Kami berharap peran tokoh agama, dalam menyampaikan pesan kedamaian dan menjaga keamanan. Karena proses-proses kan sudah berjalan, mekanisme kesehatan juga sudah berjalan. Jadi, saya pikir pemerintah melalui KPK telah melakukan hal yang wajar. Kita berdoa agar kewajaran ini berlangsung adil dan baik sampai selesai,” ungkap mantan Ketua BP AM Sinode GKI di Tanah Papua ini.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat di tanah Papua adar berdoa sehingga pemikiran harus profesional. Apabila ada hal-hal yang menyangkut penegakan hukum, ucap dia, itu merupakan ruang yang baik.

‘’Bukan ruang untuk berkelahi dan saling mencelakai. Karena ruang hukum itu berjalan normatif, ada hak dia untuk bicara, hak menjawab juga ada, hak membela diri dan semua itu sudah baiklah. Jadi, kita doakan proses ini berlangsung sesuai dengan mekanisme yang ada,” ujarnya. (Irf)