Kemensos Akan Siapkan Lumbung Sosial di Jayapura

Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini didampingi Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano saat mengunjungi korban banjir di Perumahan Organda , Padangbulan

Keterangan gambar : Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini didampingi Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano saat mengunjungi korban banjir di Perumahan Organda , Padangbulan, Kota Jayapura, Papua, Kamis (13/1/2022). (Foto : Humas Kota Jayapura)

JAYAPURA, Potret.co – Selama meninjau titik-titik bencana, Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini melihat langsung lokasi kejadian.

Mensos juga mendapatkan informasi dan masukan dari tokoh publik setempat. Berdasarkan berbagai masukan, Mensos memutuskan untuk membantu masyarakat setempat dengan mendirikan lumbung sosial. Lumbung Sosial adalah tempat atau gudang penampungan barang-barang untuk bantuan sosial bagi korban bencana. 

“Saya akan siapkan lumbung sosial di Jayapura. Nanti akan disiapkan lokasinya oleh pak wali kota. Bisa juga digunakan balai diklat (Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial/BBPPKS) Jayapura,” kata Mensos saat mengunjungi Posko Induk Tanggap Bencana Banjir dan Tanah Longsor di GOR Waringin, Kota Jayapura, Papua, Kamis (13/1/2022).

Pada kesempatan tersebut, Menos menyampaikan seruan kepada kepala daerah dan masyarakat luas di tanah air, agar meningkatkan kewaspadaan.

“Dampak global warming ini luar biasa. Curah hujan tiap tahun makin tinggi menimbulkan bencana seperti banjir dan longsor. Kondisi di Sibolga (kawasan terdampak bencana di Sumatera Utara) juga persis seperti di Jayapura,” kata Mensos.

Mengutip prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Mensos menyatakan intensistas hujan tinggi akan terjadi sampai bulan Maret 2022.

 “Kita tidak boleh lengah dan mewaspadai bila terjadi hujan. Pemerintah daerah dan masyarakat agar terus waspada. Termasuk mereka yang tinggal di di lereng-lereng bukit. Pemda sebaiknya melakukan pemetaan lokasi-lokasi rawan yang harus dihindari dan dimana lokasi yang aman,” ucapnya.

Mensos menekankan pentingnya melestarikan dan mempratikkan kearifan lokal.

“Begitu gempa, masyarakat biasanya lari ke atas gunung. Kalau kearifan lokal dikedepankan akan memperkecil jumlah korban jiwa,” katanya. (Ari)