Inflasi Tahunan Papua Capai 5,68 Persen, Tertinggi dari Komoditas Angkutan Udara

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Juli Budi Winantya 3

Keterangan gambar : Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Juli Budi Winantya. (Foto : Haikal)

JAYAPURA, Potret.co – Provinsi Papua mengalami inflasi sebesar 0,95 persen pada Desember 2022. Secara tahunan, inflasi di Papua mencapai 5,68 persen secara year on year atau berada di peringkat ke-13 dari 34 provinsi di Indonesia berdasarkan inflasi tahunan terendah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Juli Budi Winantya mengatakan, inflasi di Papua didorong oleh kelompok transportasi dengan inflasi tahunan sebesar 17,03 persen secara yoy sehingga memberi andil inflasi sebesar 2,02 persen.

‘’Tingginya sumbangan kelompok tersebut disebabkan oleh inflasi pada komoditas angkutan udara yang tumbuh sebesar 20.53 persen secara yoy dan memberikan andil inflasi sebesar 0,86 persen,’’ kata Juli, Rabu (4/1/2023).

Ia menambahkan bahwa peningkatan harga avtur yang mencapai 53,38 persen dan juga pemulihan aktivitas masyarakat intra dan antar provinsi di Papua menjadi pendorong utama peningkatan tarif angkutan udara.

Selain itu, kata Juli, konflik geopolitik yang mendorong harga energi global juga turut memberikan tekanan pada komoditas bahan bakar minyak jenis premium (bensin) yang tumbuh sebesar 28,84 persen sehingga memberikan andil sebesar 0,81 persen.

‘’Kenaikan harga Bensin tersebut menyebabkan penyesuaian pada tariff angkutan dalam kota sehingga komoditas tersebut juga mengalami inflasi hingga 37,43 persen atau memberikan andil hingga 0,20 persen,’’ jelasnya. 

Implikasi dari kenaikan harga energi global, kata Juli, juga turut memberikan dampak kepada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar yang tumbuh sebesar 2,60 dan memberikan andil sebesar 0,26 persen akibat peningkatan harga komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga dengan andil inflasi tahunan sebesar 0,25 persen.

Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau juga mencatatkan inflasi sebesar 5,26 persen sehingga menyumbangkan andil inflasi sebesar 1,95 persen terhadap inflasi Provinsi Papua.

‘’Beras menjadi penyumbang inflasi utama pada kelompok ini dengan andil sebesar 0,29 persen akibat hasil panen yang dibawah perkiraan pasca terjadi cuaca yang buruk di Kabupaten Merauke yang notabene merupakan lumbung pangan Provinsi Papua,’’ kata Juli.

Selain itu, peningkatan Cukai Rokok sebesar 12% pada tahun 2022 menyebabkan 3 komoditas pada subkelompok tembakau, yaitu Rokok Putih, Rokok Kretek Filter dan Rokok Kretek menyumbangkan andil inflasi tahunan sebesar 0,36 persen.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang menahan terjadinya inflasi lebih tinggi lagi.

Peningkatan produksi intra daerah serta semakin intensifnya kerjasama antar daerah mendorong peningkatan pasokan pada komoditas hortikultura seperti Cabai Rawit dan Tomat yang hingga Desember 2022 mencatatkan andil deflasi masing-masing sebesar -0,12 persen dan -0,09 persen. (Ari)