IKT Papua Siap Fasilitasi Penjemputan Warganya yang Eksodus dari Oksibil

Keterangan foto : Warga sipil eksodus dari Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan tiba di Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat, 13 Januari 2023, pukul 11.00 WIT. (Foto : Irfan)
JAYAPURA, Potret.co – Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Provinsi Papua memastikan jaminan warganya pasca pembakaran bangunan Kantor Disdukcapil Kabupaten Pegunungan Bintang dan penembakan terhadap pesawat sipil yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kodap XXXV Bintang Timur, yang terjadi di Kampung Kabiding, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Rabu, 11 Januari 2023 sekira pukul 01.15 WIT.
Usai pembakaran dan penembakan tersebut, banyak warga sipil pendatang memilih untuk meninggalkan Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
“Kami memfasilitasi untuk menjemput mereka dan juga mengimbau keluarga mereka yang ada disini untuk datang menjemput keluarganya dari Oksibil, baik yang datang kemarin, hari ini atau mungkin besok. Sehingga mereka boleh bersama-sama dengan keluarganya di Jayapura,” kata Edie Rantetasak selaku Ketua IKT Papua.
Edie Rante Tasak menyampaikan, warga sipil dari Oksibil khususnya asal Toraja yang telah datang di Jayapura itu berjumlah 20 orang.
“Kami perkirakan warga Toraja yang akan turun dari Oksibil kurang lebih 100 orang. Kita berharap kalau boleh laki-laki tetap tinggal diatas dan kita izinkan untuk turun terlebih dahulu anak-anak dan perempuan, serta orang tua,” ucapnya.
“Kalau memang masih bekerja diatas, ya harus tetap ada di Oksibil. Supaya mereka tidak terpengaruh dengan hal-hal yang lain,” sambungnya.
Ia mengimbau kepada warga sipil yang ada di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, khususnya warga asal Toraja agar tetap waspada dan selalu berhati-hati.
“Imbauan saya, seluruh warga paguyuban khususnya Toraja yang ada di daerah-daerah pedalaman, baik yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta itu harus selalu berhati-hati, waspada, tetap berdoa dan lihat situasi sekitarnya. Jika memang situasinya tidak kondusif, ya harus cari pengamanan dan segera menyelamatkan diri,” imbuhnya.
Edi mengatakan bahwa warga sipil asal Toraja yang datang dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang bukan pengungsi atau warga yang dievakuasi.
‘’Karena kalau dikatakan evakuasi, itu artinya kondisi dalam keadaan darurat. Akan tetapi yang terjadi saat ini di Oksibil adalah keinginan masyarakat sipil khususnya warga pendatang turun ke Jayapura untuk menenangkan diri, karena melihat situasi dan kondisi yang kurang kondusif, itulah yang terjadi di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang,” ucapnya. (Irf)